Portal Donasi Yayasan Raudlatul Makfufin

Kategori Beasiswa / Pendidikan

Rekomendasi

Bantu Ibnu Sekolah

Seorang anak laki-laki yang masih belia tengah asyik berlari-lari di lorong sebuah sekolah. Tidak seperti anak-anak lainnya, Ibnu, begitu ia kerap disapa oleh teman-temannya, berlari dengan wajah bagian kiri ke depan. Mata kirinya masih menyisakan sedikit pandangan bagi Ibnu untuk melihat dunia.

Ibnu adalah seorang siswa tunanetra di sekolah dan pesantren Tunanetra. Saat ini ia duduk di bangku kelas 3 SD, satu kelas dengan Sasha, teman sebangkunya yang usianya satu tahun lebih muda. Lain halnya dengan Ibnu, pandangan mata Sasha telah tertutup sepenuhnya. Namun semangat mereka dalam menuntut ilmu tak pernah surut.

Ibnu dan Sasha adalah dua dari 25 santri tunanetra yang kini tinggal dan belajar di sekolah serta pesantren Tunanetra. Mereka datang dari berbagai daerah, meninggalkan kehangatan rumah, pelukan orang tua, dan kenyamanan keluarga. Di usia yang begitu muda, mereka telah menempuh perjalanan keberanian—belajar hidup mandiri dan jauh dari orang yang paling mereka cintai.

Mereka tinggal di asrama, didampingi oleh para pengasuh pesantren yang menjadi keluarga kedua bagi mereka. Setiap hari para santri belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an, memperdalam ilmu agama, pelajaran umum, serta keterampilan hidup. Dalam keterbatasan penglihatan, mereka justru memiliki mata hati yang jernih dan semangat yang kuat untuk mengejar cita-cita.

Namun, perjalanan mereka bukan tanpa tantangan. Untuk terus melangkah, mereka membutuhkan dukungan: mulai dari alat bantu belajar seperti Al-Qur’an Braille, biaya makan dan asrama, hingga perlengkapan harian yang layak.

Kini saatnya kita hadir untuk mereka.
Mari dukung Program Beasiswa Santri Tunanetra.
Dengan bantuan Anda, Ibnu, Sasha, dan para santri lainnya dapat terus belajar, tumbuh, dan menjadi pribadi mandiri yang bermanfaat bagi umat.

Donasi Anda bukan sekadar bantuan—ia adalah cahaya, yang menuntun langkah-langkah kecil mereka menuju masa depan.
Karena sejatinya, mereka tidak buta—mereka hanya menempuh jalan terang dengan cara yang berbeda.

Rekomendasi

Wakaf Al Qura dan Buku Braille

Mengapa program wakaf al-Qur’an dan buku menjadi begitu penting? Selain dinilai dari aspek ibadah sebagaimana diutarakan di atas, di sisi lain masyarakat tunanetra, pertama-tama, adalah kelompok dan lapisan masyarakat minoritas di Indonesia. Tunanetra menjadi satu kategori dari penyandang disabilitas yang menjadi bagian dari masyarakat Indonesia itu sendiri.Lebih lanjut, aspek yang perlu kita telisik lebih dalam adalah mengenai pendidikan al-Qur’an bagi tunanetra itu sendiri. Sudah sejauh mana ekosistem pendidikan formal dan non-formal di Indonesia dapat menawarkan pendidikan Qur’ani bagi masyarakat tunanetra Muslim di Indonesia? Realitas faktual menunjunkan minimnya aspek tersebut menjadi perhatian pemerintah. Di satu sisi, pemerintah telah berupaya menawarkan pendidikan layak bagi tunanetra dan penyandang disabilitas lainnya melalui Sekolah Luar Biasa. Namun, mengingat kodrat manusia yang terus tumbuh dan berkembang, fasilitas pendidikan yang ditawarkan tidak cukup memadai, terlebih ketika bersinggungangan dengan nilai-nilai keagamaan yang ditemukan dengan kadar yang sangat minim di sekolah-sekolah formal negeri.Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) kemudian merasa prihatin dengan menyadari minimnya fasilitas pendidikan agama bagi Muslim penyandang tunanetra. Tentunya, hal ini dibarengi dengan minimnya ketersediaan bahan ajar pokok bagi sahabat-sahabat Muslim tunanetra berupa al-Qur’an braille dan buku-buku keislaman braille.

Wakaf Al Qura dan Buku Braille

Mengapa program wakaf al-Qur’an dan buku menjadi begitu penting? Selain dinilai dari aspek ibadah sebagaimana diutarakan di atas, di sisi lain masyarakat tunanetra, pertama-tama, adalah kelompok dan lapisan masyarakat minoritas di Indonesia. Tunanetra menjadi satu kategori dari penyandang disabilitas yang menjadi bagian dari masyarakat Indonesia itu sendiri.Lebih lanjut, aspek yang perlu kita telisik lebih dalam adalah mengenai pendidikan al-Qur’an bagi tunanetra itu sendiri. Sudah sejauh mana ekosistem pendidikan formal dan non-formal di Indonesia dapat menawarkan pendidikan Qur’ani bagi masyarakat tunanetra Muslim di Indonesia? Realitas faktual menunjunkan minimnya aspek tersebut menjadi perhatian pemerintah. Di satu sisi, pemerintah telah berupaya menawarkan pendidikan layak bagi tunanetra dan penyandang disabilitas lainnya melalui Sekolah Luar Biasa. Namun, mengingat kodrat manusia yang terus tumbuh dan berkembang, fasilitas pendidikan yang ditawarkan tidak cukup memadai, terlebih ketika bersinggungangan dengan nilai-nilai keagamaan yang ditemukan dengan kadar yang sangat minim di sekolah-sekolah formal negeri.Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) kemudian merasa prihatin dengan menyadari minimnya fasilitas pendidikan agama bagi Muslim penyandang tunanetra. Tentunya, hal ini dibarengi dengan minimnya ketersediaan bahan ajar pokok bagi sahabat-sahabat Muslim tunanetra berupa al-Qur’an braille dan buku-buku keislaman braille.