Wakaf Al Qura dan Buku Braille

Mengapa program wakaf al-Qur’an dan buku menjadi begitu penting? Selain dinilai dari aspek ibadah sebagaimana diutarakan di atas, di sisi lain masyarakat tunanetra, pertama-tama, adalah kelompok dan lapisan masyarakat minoritas di Indonesia. Tunanetra menjadi satu kategori dari penyandang disabilitas yang menjadi bagian dari masyarakat Indonesia itu sendiri.Lebih lanjut, aspek yang perlu kita telisik lebih dalam adalah mengenai pendidikan al-Qur’an bagi tunanetra itu sendiri. Sudah sejauh mana ekosistem pendidikan formal dan non-formal di Indonesia dapat menawarkan pendidikan Qur’ani bagi masyarakat tunanetra Muslim di Indonesia? Realitas faktual menunjunkan minimnya aspek tersebut menjadi perhatian pemerintah. Di satu sisi, pemerintah telah berupaya menawarkan pendidikan layak bagi tunanetra dan penyandang disabilitas lainnya melalui Sekolah Luar Biasa. Namun, mengingat kodrat manusia yang terus tumbuh dan berkembang, fasilitas pendidikan yang ditawarkan tidak cukup memadai, terlebih ketika bersinggungangan dengan nilai-nilai keagamaan yang ditemukan dengan kadar yang sangat minim di sekolah-sekolah formal negeri.Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) kemudian merasa prihatin dengan menyadari minimnya fasilitas pendidikan agama bagi Muslim penyandang tunanetra. Tentunya, hal ini dibarengi dengan minimnya ketersediaan bahan ajar pokok bagi sahabat-sahabat Muslim tunanetra berupa al-Qur’an braille dan buku-buku keislaman braille.